wmhg.org – JAKARTA. Kementerian Investasi/BKPM menargetkan apabila realisasi investasi pada 2025 mendatang mencapai Rp 1.905,6 triliun, maka pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh 5,6%, lebih tinggi dari target pemerintah sebesar 5,2%.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, target pertumbuhan ekonomi 5,6% terlalu optimis atau melampaui batas bila mengandalkan investasi sebagai pendorong utama.
“Sulit capai 5,6% dengan struktur ekonomi saat ini, tekanan eksternal hingga harga komoditas yang rendah,” tutur Bhima kepada Kontan, Selasa (3/9).
Bhima juga menilai, investasi perlu berorientasi pada kualitas serapan kerja maupun dampak ke lingkungan. Ia mengingatkan, jangan sampai mengulang kesalahan 10 tahun terakhir, yakni investasinya banyak masuk tapi kualitas ke serapan kerja lebih rendah.
“Jadi harus ada peta jalan yang lebih spesifik mendorong investasi berkualitas di sektor pertanian, transisi energi, dan ekonomi biru,” ungkapnya.
Disamping itu, target investasi juga perlu sejalan dengan belanja perpajakan. Jangan sampai target investasinya ambisius tapi mengorbankan rasio pajak karena insentif belum tepat sasaran.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menyampaikan, hasil prognosa tersebut telah disusun langsung bersama Kementerian PPN/Bappenas periode 2025-2029. Target investasi tersebut terus meningkat setiap tahunnya.
Berdasarkan prognosis target realisasi investasi, dalam lima tahun ke depan diharapkan bisa mencapai dengan total Rp 11.855,5 triliun. Ini terdiri dari target tahun 2025 Rp 1.905,6 triliun dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,6%, pada 2026 Rp 2.133,5 triliun diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi 6%.
Kemudian, target investasi pada 2027 mencapai Rp 2.373,6 triliun yang diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi 6,1%. Target investasi pada 2028 sebesar Rp 2.649,4 triliun yang diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi 6,2%, serta target investasi pada 2029 sebesar Rp 2.793,3 triliun yang diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi jadi 6,6%.
Meski begitu, Roslan menyampaikan untuk mencapai target investasi periode 2025-2029 tak mudah, salah satunya akan tergantung dengan kondisi perekonomian global.