wmhg.org – JAKARTA. Presiden Jokowi buka suara soal isu reshuffle kabinet. Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia diisukan akan menggantikan Arifin Tasrif menjadi Menteri ESDM.
Merespon hal tersebut, Jokowi mengatakan bahwa hal itu hanya isu.Â
Katanya siapa? isu, ngga usah saya jawab, ujar Jokowi usai Peresmian Pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia dan Karya Kreatif Indonesia, Kamis (1/8).
Lebih lanjut ketika ditanya soal peluang reshuffle kabinet di sisa masa pemerintahan, Ia bilang bahwa itu bisa terjadi jika diperlukan.
Ya bisa saja, kalau diperlukan. Kalau diperlukan, ucap Jokowi.
Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, berharap beredarnya kabar pergantian Menteri ESDM Arifin Tasrif ke Bahlil Lahadia hanya gosip.Â
Ia menyebut pergantian menteri tidak efektif di sisa masa pemerintahan ini. Sementara banyak hal strategis yang perlu dituntaskan di Kementerian ESDM.Â
Itu langkah bongkar-pasang yang kurang tepat. Apa yang bisa diharapkan dari menteri baru secara struktural dalam waktu kurang dari dua bulan. Pembahasan dengan DPR juga hanya tinggal satu masa sidang lagi, ujar Mulyanto.Â
Mulyanto menjelaskan, dari sisi perundangan, di ujung masa pemerintahan ini, pekerjaan rumah yang tersisa yang harus dituntaskan Menteri ESDM adalah RUU EBET, PP KEN (Kebijakan Energi Nasional), dan RUU Migas.Â
Apa regulasi ini bisa diselesaikan kalau tiba-tiba berganti Menteri. Menurut saya justru akan semakin molor. Tidak perlu lah reshuffle sekarang. Presiden seperti kurang kerjaan, terang Mulyanto.Â
Mulyanto menambahkan yang lebih perlu dilakukan presiden saat ini adalah menertibkan bidang kerja para menteri yang sermrawut. Bukan reshufle jelang suksesi.